Ada perbedaan yang jelas antara memuji Allah dan mempersembahkan "korban pujian".
Untuk seorang anak Allah yang mempunyai hubungan baik dengan Bapanya, biasanya pujian itu merupakan sesuatu yang dapat mengalir dengan mudahnya. Kita mempunyai begitu banyak alasan untuk dapat kita pujikan, sehingga apabila kita memikirkan Dia, secara spontan pujian akan mengalir dari hati kita.
Biasanya pujian itu juga mengandung ucapan syukur, dan kita melayani Allah lewat pujian untuk semua berkat dan keuntungan serta kebaikan yang telah diberikanNya di dalam kehidupan kita.
"Korban pujian" adalah hal yang berbeda. Kadang-kadang korban pujian itu tidak dapat mengalir begitu saja dengan mudah dan spontan. Pujian ini tidak kita berikan karena segala sesuatu berjalan dengan begitu baik dan kita merasa bahagia serta diberkati. Korban pujian adalah sesuatu yang kita persembahkan pada Allah pada saat kita sepertinya tidak bisa memuji Dia.
Semua rasanya serba salah. Dunia ini rasanya sedang runtuh. Pada keadaan-keadaan ini kita memuji Allah, bukan karena keadaan kita yang baik, tetapi sebaliknya kita memuji tanpa melihat keadaan sekeliling kita.
Pujian kita bukannya naik karena kita merasa senang dan memberikannya sebagai ungkapan perasaan kita yang berbahagia. Pada situasi seperti ini, kita memuji Allah dengan iman. Kita memuji Dia dalam ketaatan atau karena taat. Kita memuji Dia, karena siapa Dia dan tidak semata karena apa yang telah dilakukanNya pada kita. Pujian semacam ini tidak datang dengan mudah. Pujian ini bukanlah sesuatu yang murahan. Tetapi suatu hal dimana kita harus membayar dengan harga yang mahal. Tetapi hal itu memberikan sukacita yang khusus didalam hati Bapa, dan Dia senang menerima korban pujian ini.
1. Merupakan Pujian yang Terus Menerus
Daud mengenal/mengetahui ini. Dia mengatakan, "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepadaNya tetap didalam mulutku" ( Mzm 34:2).
Pujian semacam ini bukan pujian yang datang sewaktu-waktu dan tidak pasti. Pujian ini tidak lahir hanya pada "cuaca yang baik". Juga bukan sesuatu yang murahan, sembarangan dan tidak berharga apa-apa. Pujian ini bukan didasarkan atas perasaan atau sentimental. Bukanlah hal yang dangkal dan kosong. Tetapi sesuatu yang konsisten. Yang dipersembahkan pada Allah secara terus menerus; pada masa yang baik, dan dimasa yang buruk; ketika segala sesuatu tampak indah, ataupun ketika tak ada satupun yang berjalan baik.
Kita memuji pada saat-saat ketika "Tuhan memberi" dan juga pada saat "Tuhan mengambilnya kembali". Pada saat demikian kita diberi kemampuan berkata, "... terpujilah nama Tuhan" (Ayb 1:21).
Itulah pujian yang benar pada Allah apabila seorang bayi mati, dan kita tidak mengerti mengapa.
Itu adalah pujian yang benar pada Allah apabila penyakit datang menimpa dan dokter mengatakan tidak ada harapan lagi.
Itu adalah pujian yang benar ketika anda kehilangan pekerjaan anda, dan anda berada bermil-mil jauhnya dari mana-mana, tanpa sebuah dongkrak, dan ban mobil anda bocor.
Justru pada saat seperti ketika langit tampaknya seperti baja. Allah tampaknya berada beribu-ribu mil jauhnya. Doa-doa anda sepertinya tidak didengar, atau paling tidak terjawab.
Sungguh benar-benar baru dapat dirasakan suatu pujian yang anda korbankan pada Allah apabila anda harus membayar mahal ketika melakukannya. Perasaan anda secara alami menentangnya. Teman-teman anda mematahkan semangat anda. Hati anda terasa begitu berat; dan tidak ada sumber kehidupan (air mata) dalam kehidupan anda.
Iblis berkata, "Untuk apa sebenarnya anda memuji Allah?" Dia berkata, "Tak seorang pun dapat diharapakan untuk memuji Allah pada saat-saat seperti itu. Bahkan Allah sendiri tidak mengharapkan anda untuk melakukannya. Itu namanya fanatik". Namun, anda tahu jauh di lubuk hati anda bahwa Allah layak untuk dipuji-puji. Anda mengetahui bahwa Dia tetap berada di atas tahtaNya. Dia tetap yang Mahakuasa, Allah dari semesta alam. Dia tidak berubah didalam bidang apapun. Dia sama, kemarin, sekarang dan selamanya. Pujilah namaNya yang indah!
2. Pujian yang Dapat Didengar
Itulah buah bibir kita. Bibir kita dapat menghasilkan kata-kata. Dan kata-kata itu dapat membantu kita untuk mengungkapkan perasaan kita.
Karena itu korban pujian adalah sesuatu yang kita ucapkan.
Sesuatu yang kita utarakan
Setan dapat mendengarnya
Orang-orang lain dapat mendengarkannya
Kita dapat mendengarkannya sendiri.
Dan, yang paling penting, Allah dapat mendengarnya
Korban pujianlah yang Paulus dan Silas persembahkan pada Allah pada tengah malam, ketika mereka terikat erat di dalam penjara di bawah tanah (Kis 16:25).
Mereka telah dibuang di dalam penjara karena berbicara tentang Yesus. Mereka bukanlah penjahat. Mereka tidak melakukan kejahatan-kejahatan yang sadis. Mereka sedang mengabarkan berita Injil KerajaanNya, dan karena itu mereka dibuang ke dalam penjara. Mereka telah di rajam sehingga berbilur-bilur. Punggung mereka penuh dengan luka-luka terbuka dan berdarah. Mereka luka parah. Dan luka-lukanya itu sangat berat. Setiap urat syaraf tubuhnya seolah-olah berteriak kuat-kuat. Setiap inci dari punggungnya begitu sakit rasanya. Kedua tangan dan kakinya dirantai pada dinding. Mereka tak dapat meletakkan dirinya dengan nyaman, bagaimanapun mereka berusaha.
Saat itu tengah malam. Saat roh manusia datang sedang berada di dalam istirahatnya; saat dimana roh mereka berada dalam keadaan tertekan dan putus asa. Saat secara manusia tak mungkin akan merasa ingin memuji Allah.Tetapi pada tengah malam itu, mereka mulai menyanyi memuji Allah.
Mereka membuka mulut-mulut mereka dan mulai mengeluarkan pujian-pujian pada Tuhan. Betapa hal ini sangat menyenangkan hati Allah. Di sana ada dua hambaNya, menanggung malu, menderita sakit dan putus asa demi NamaNya. Mereka disekap di dalam penjara karena mereka telah melakukan apa yang Allah minta untuk mereka lakukan. Apakah mereka akan mengutuk Allah? Apakah mereka akan menyangkal Dia?
Apakah mereka akan mengatakan, "Apakah yang dulu kita pikirkan, sehingga membuat kita masuk ke dalam kemelut ini?" Apakah mereka akan menyalahkan Dia, dengan berkata, "Sesungguhnya kami tidak akan masuk ke dalam kesulitan ini, andaikan tidak untuk Allah". Tidak! Seribu kali tidak!
Mereka mulai menyanyikan pujian bagi Tuhan. Di tengah malam, ketika segala sesuatu tampak begitu gelap dan mengecewakan.Tiba-tiba dinding dari penjara itu mulai bergetar. Rantai-rantai mereka mulai terlepas.
Saya senang membayangkan bagaimana perasaan Tuhan ketika mendengar pujian mereka di tengah malam, Dia begitu tergetar hatiNya sehingga Dia turun ke penjara itu dan berada bersama mereka dan berteriak "Halleluyah!" begitu kerasnya sehingga tembok-tembok dari penjara itu mulai bergetar!
Kedua orang tersebut sedang mempersembahkan korban pujian. Mereka memuji Allah walaupun keadaan mereka sangat menyedihkan. Mereka seolah-olah memanjat tempat yang paling tinggi dalam keadaan mereka dan berteriak "Bagaimanapun juga kemuliaan bagi Allah!"
Ada banyak orang-orang kudus dari Allah di seluruh dunia ini yang masih juga mempersembahkan korban pujian semacam itu. Dari sel-sel di penjara di banyak tempat di muka bumi, dimana orang-orang kudus Allah menderita karena kesaksiannya tentang Yesus, mereka sedang mempersembahkan korban-korban pujian mereka kepada Allah.
3. Semua itu Hanya dapat Dilakukan Melalui Yesus
"Karena itu oleh Dia, marilah kita mempersembahkan..." Hanya Yesus yang dapat memungkinkan persembahan seperti yang terjadi. Itulah sebabnya Kristus telah dipermuliakan dengan begitu indah saat melakukan hal ini.
Allah Bapa mengetahui sepenuhnya bahwa tak ada seorangpun dapat mempersembahkan korban pujian dan ucapan syukur pada situasi seperti ini kecuali Tuhan menolong dia. Karena itu Allah melihat keajaiban dari PuteraNya di dalam persembahan ini. Kasih karunia dari PuteraNyalah yang telah menyelesaikan mujizat ini.
Mungkin ada seorang yang dahulunya telah mengutuk Allah pada situasi seperti ini; tetapi sekarang, karena kemenangan dari kemurahan Allah dalam kehidupanNya, sekarang dia benar-benar menaikkan ucapan syukur dan pujian pada Allah. Dia berkata, "Saya tak mengerti kenapa semua ini terjadi, Tuhan, tetapi saya memuji Engkau selalu", "Saya tak dapat mengerti kenapa semua ini terjadi atas keluarga saya dan saya; Saya tak dapat memahami alasannya dan membayangkan tujuannya, tetapi saya memuji Engkau selalu".
Setiap kali korban itu dipersembahkan, Yesus Kristus dimuliakan!
4. Hal itu Merupakan Ucapan Syukur Terhadap NamaNya
Allah ingin membawa kita ke suatu tempat dimana kita dapat sungguh-sungguh "mengucapkan syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita" ( Ef 5:20).
Perhatikanlah bahwa pemberian ucapan syukur kepada Allah Bapa ini UNTUK segala sesuatu. Ini sangat sulit sekali. Kita dapat melakukan hal ini hanya kalau kita benar-benar mempercayai akan besarnya kekuasaan Allah, apabila kita benar-benar "... tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam SEGALA sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah" (Rm 8:28).