Dalam sebuah ibadah praise & worship, leadernya adalah Worship Leader. Dan dalam team musik harus ada seorang leader untuk mengontrol permainan team musik. Sebagian besar team musik gereja leadernya adalah keyboardist/pianist. Ada juga di beberapa team musik yang leadernya guitarist atau bahkan drummernya.
1. Selalu melihat ke Leader
Selama ibadah berlangsung, arahkan pandangan ke worship leader dan keybordist (dalam contoh ini saya berasumsi leader musik adalah keyboardist). Karena itu sangat penting posisi Worship Leader dan posisi keyboardist mudah dilihat dalam sekali pandangan agar memudahkan koordinasi dan kontrol.
Semua pemusik harus siap jika Worship Leader atau keyboardist memberikan suatu tanda. Misalnya, WL meminta pengulangan, minta overtone atau minta berhenti. Semua pemusik juga harus siap jika keyboardist memberi tanda untuk meningkatkan tekanan, menaikkan suasana, atau cool down disaat-saat tertentu.
2. Saat worship pemusik jangan menutup mata
Ini mungkin sedikit kontroversial. Basic prinsipnya jangan sampai pemusik tidak tahu apa yang terjadi, apa maunya Worship Leader, dan apa maunya Music Leader (keyboardist). Jadi, sebenarnya tidak masalah anda menutup mata sesaat menikmati hadirat Tuhan, tetapi pastikan anda tidak kehilangan moment penting komunikasi antar team musik dan WL.
saya pribadi beberapa kali mengalami miss communication dengan pemusik karena saat saya menginginkan cool down, pemusik semua menutup mata dan tidak memperhatikan gerakan tangan saya, tidak mendengarkan tekanan suara saya yang sengaja saya turunkan. Hal ini biasanya terjadi karena belum terbiasa pelayanan bersama, sehingga belum saling memahami.
Akan tetapi, jika pemusik selalu memperhatikan WL, akan meminimalkan banyak masalah saat melayani.
3. Kontrol Emosi
Sound gitar distorsi dan sound cymbal drum sangat berpotensi mengacaukan suasana jika emosi tidak terkontrol. Pemusik harus peka dengan suasana. Menyembah, sangat berbeda dengan show performance. Pemusik punya tanggung jawab mengiringi jemaat masuk dalam hadirat Tuhan, dan menjaga mereka selama dalam hadirat Tuhan.
Pertimbangkan lagi sebelum anda memutuskan menggunakan distorted sound atau sedang mengisi melody. Apakah perlu? apakah menaikkan suasana? apakah sudah saaatnya? berapa bar saya menggunakannya? apakah tidak terdengar saya seperti sedang solo gitar?
Pertimbangkan lagi sebelum anda memukul cymbal berkali-kali.. apakah setiap pukulan anda menaikkan suasana? apakah tidak merusak tempo, apakah tidak menutupi suara musik yang lain? apakah leader saya menginginkannya? kapan saat yang tepat?
Lalu bagaimana dengan bass, keyboard dan biola/saxophone?
Bass relatif lebih aman, karena hanya mengisi low frekuensi. karakter bass sendiri tidak dominan, dan lebih berfungsi sebagai rythm.
Keyboardist dan saxophone/biola berpotensi saling bertabrakan dengan gitar, jika pada saat bersamaan mengisi melody improvisasi.
Untuk setiap pengisian melody, hati-hati.. saran saya cukup 1-2 bar saja dan bergantian antara keyboard, gitar melody dan saxophone/biola. Jika bersamaan, pastikan itu harmonis.
untuk keyboardist/rythm gitar... jika sedang memainkan rythm, hati-hati dengan aksen-aksen syncope.. jika terlalu banyak dan itu tidak bersamaan dengan bass/drum, maka band anda akan terdengar tidak rapi.