Matius 20:26-28
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”
1. Melayani itu adalah Privilege.
Barangsiapa ingin menjadi besar…, kalimat ini memberi
indikasi Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki ambisi untuk menjadi besar,
memiliki keinginan menjadi orang yang "besar" di dalam pelayanan
Tuhan. But if you want to be great, jadilah hamba dengan contoh
melayani.
Melayani Tuhan itu berarti sesuatu hak khusus yang Tuhan
beri kepada setiap kita. Kenapa? Sebab Kristus di sini menaruh prinsip pelayan,
murid-murid menjadi hamba bukan sebagai sesuatu yang Dia paksa inginkan tetapi
Dia sendiri telah memberi contoh.
Waktu Dia menebus hidup kita, Dia memberikan semua
keagungan, kebesaran, dan kemulianNya buat kita.Tidak ada orang yang menjadi
besar tanpa dia memberikan contoh terlebih dahulu menjadi pelayan di dalam
melayani. Itulah sebabnya ‘to serve is a privilege.’
2. Melayani itu Anugerah.
Dalam kitab 2 Korintus 4:1 bagi saya ini adalah salah
satu prinsip pelayanan yang penting dari rasul Paulus yang mengatakan, “This
is by grace of God, this is by His kindness to me…" Saya bisa ambil
bagian di dalam pelayanan karena ini adalah anugerah kebaikan dari Tuhan, saya
terima dengan hati bersyukur.
Dalam Bahasa Indonesia nya, "Oleh kemurahan Allah
kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati"
Bukan saja kita harus setia dalam melayani Tuhan, tetapi
Tuhan juga mau kita untuk berani.
Dalam kitab Bilangan pasal 13, "Aku akan memberikan
tanah perjanjian itu kepadamu tetapi engkau harus maju berperang untuk
mendapatkannya." Tanah perjanjian yang diberi Tuhan itu adalah anugerah.
Kalau Tuhan tidak memberikannya, kita tidak bisa mendapatkannya. Tetapi bisakah
itu datang kepada kita seperti satu hadiah jatuh dari langit?
Kita tidak boleh abaikan prinsip ini: bahwa segala
sesuatu yang datang ke dalam hidup kita itu datangnya sebagai berkat dan
anugerah dari Tuhan.
Setiap kali anugerah itu datang, dia selalu datang
bersamaan dengan respons yang berani.
- Menerima pelayanan Tuhan itu sebagai kepercayaan, jangan terima dengan pasrah.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah dan berkat Tuhan, jangan terima secara terpaksa.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah Tuhan, jangan terima dengan malas.
- Menerima pelayanan sebagai berkat Tuhan yang datang ke dalam hidupmu jangan terima sebagai sesuatu yang begitu saja datang.
Kalau anugerah Tuhan datang kepadamu, jangan terima
dengan pasif dan pasrah. Tuhan tuntut respons dan reaksi dari sisi kita. Karena
kemurahan Allah saya terima pelayanan ini dan saya terima dengan spirit berani.
3. Melayani itu harus tuntas, jangan setengah-setengah!!
Galatia 6:9
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.”
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.”
To serve until goal’s happening di dalam
hidup kita. Memulai sesuatu itu gampang, tetapi konsisten berada di dalam
perjalanan itu bukan hal yang gampang. Hati kita gampang jatuh bangun, kemudian
kecewa, pudar, tawar, hal itu lumrah di dalam hidup kita. Tetapi di
tengah-tengah seperti itu kita tidak boleh mengabaikan hal ini.
Tetapi setiap kita melayani Tuhan, tidak boleh tidak
harus berani jalan terus & maju.
Mazmur 126:5-6,
“Orang yang menabur benih sambil mencucurkan air mata pasti pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkasnya.”
“Orang yang menabur benih sambil mencucurkan air mata pasti pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkasnya.”
Berjalan maju dengan air mata tetap tabur benih, pasti
pulang membawa berkas-berkasnya. Banyak orang mau tabur benih, mau lekas-lekas
dapat berkas-berkasnya tetapi tidak mau dua hal ini: berjalan maju (menabur
benih) dan dengan air mata.
Setiap kita melayani, kita punya goal. Kita
harap ingin terus maju. Pelayanan tetap harus berjalan. Kalaupun belum tercapai
tetap hati kita harus selalu ada goal.
4. Melayani itu jangan pernah melihat ke belakang.
Kitab Filipi 3:13 “Aku mengejar apa yang di depan…”
Prinsip pelayanan yang penting, kita tidak boleh berhenti untuk hanya kagum
atas apa yang kita capai di masa-masa yang lampau. Kita harus terus berjalan,
kita sadar pekerjaan Tuhan masih belum selesai, masih belum lengkap, masih
banyak yang bisa kita kerjakan. Tidak bisa kesuksesan masa lalu itu menjadi
penghalang di dalam pelayanan setiap kita. Melayani dengan tidak melihat apa
yang kita sudah kerjakan itu sempurna. Tidak juga merasa apa yang sudah
kita capai menjadi sesuatu kebanggaan dan kesuksesan kita.
5. Melayani itu harus dengan menikmati kepuasan
tersendiri di dalamnya.
Kisah Para Rasul 20:35 kalimat Tuhan Yesus, “Adalah lebih
berbahagia orang yang memberi daripada menerima.”
2 Korintus 8:1-15, Paulus bicara mengenai pelayanan
jemaat di Makedonia. Ini menjadi prinsip pelayanan mereka: ‘find a kind of
satisfaction in serving others than to be served.’
Bukan soal melayani atau tidak melayani, tetapi pada
waktu kita melayani temukanlah satu kepuasan di dalamnya. Itu akan membuat
pelayanan kita lebih stabil, lebih konsisten seumur hidup kita.
Ada kerelaan hati, ada sukacita, ada cinta yang muncul
sehingga waktu kita mengerjakannya kita bisa menikmati keindahan di dalamnya.
Pelayanan itu ditopang dengan hati
yang generous.
6. Melayani dengan Murah Hati.
Lukas 6:36
“Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
“Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati.”
Memberikan hospitality. Konsep ini penting
sekali karena ini salah satu yang Tuhan mau ada di dalam hati kita, sebab
ada tertulis dalam
Ibrani 13:2
“Janganlah kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang yang tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.”
“Janganlah kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang yang tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.”
Orang lain berbeda dengan saudara sendiri. Orang lain
berbeda dengan jemaat sendiri. Orang lain berbeda dengan anggota gereja
sendiri.
Kita gampang melayani ‘sesama’ tetapi sulit buat ‘others.’
Sesama berarti kadang-kadang mungkin dituntut adanya
"hukum timbal balik", tapi kalau others berarti kita memberi
dan jangan berharap mendapat balasan karena mungkin dia hanya orang asing yang
numpang lewat saja. Dalam hal inilah menurut saya, konsep hospitality
ini muncul.
Kalau kita sebagai anak-anak Tuhan hanya berbuat baik
kepada orang yang baik kepada kita, melayani kepada orang yang sudah
melayanimu, memberi kepada orang yang sudah memberi kepadamu, itu tidak berbeda
jauh dengan orang yang tidak percaya Tuhan.
Mulai jadikan hari-hari kita memberi untuk orang lain dan
hari-hari yang lain menjadi hari milikmu. Jadikan ada hari di dalam hidupmu,
waktu di dalam hidupmu, bagian di dalam hidupmu bagi orang lain. Artinya, itu
memang keluar dari hidup kita dengan tidak menuntut balas kembali.
Kalau kita datang ke gereja dengan pikiran, ‘apa yang
bisa saya dapat, apa yang bisa kita dapat?’ kita akan kehilangan aspek hospitality
ini.
Biar masing-masing dari kita semakin mempunyai "Hati
yang Melayani."
Sumber: http://www.penyembah.com
Steve Tabalujan lahir di Jakarta, 6 Agustus 1975. Dia
telah mempelajari musik sejak usia empat tahun. Dia lulus dari International
Yamaha Grade Examination, Japan, untuk Piano, Electone dan Fundamental grd. 5
& 4. Grade 8 untuk Piano dari Royal School of Music, London. Dia bergabung
sebagai anggota JOC (Junior Original Concert) in 1985-1991. Dia mendapat banyak
penghargaan dari beberapa festival band baik lokal maupun nasional. Steve
Tabalujan lulus sebagai Bachelor of Music in Piano Perfomance dari Sweelinck
Conservatorium Amsterdam, Amsterdam Hogeschool voor de Kunsten. Steve adalah
seorang musisi, penulis lagu, arranger, pengajar piano dan salah seorang pemimpin
kelompok sel di gereja JPCC.
Matius 20:26-28
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” - See more at: http://www.penyembah.com/artikel/2013/11/hati-yang-melayani-1-steve-tabalujan/#sthash.t8oSurXf.dpuf
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” - See more at: http://www.penyembah.com/artikel/2013/11/hati-yang-melayani-1-steve-tabalujan/#sthash.t8oSurXf.dpuf
Matius 20:26-28
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”
1. Melayani itu adalah Privilege.
Barangsiapa ingin menjadi besar…,
kalimat ini memberi indikasi Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki
ambisi untuk menjadi besar, memiliki keinginan menjadi orang yang
"besar" di dalam pelayanan Tuhan. But if you want to be great, jadilah hamba dengan contoh melayani.
Melayani Tuhan itu berarti sesuatu hak
khusus yang Tuhan beri kepada setiap kita. Kenapa? Sebab Kristus di sini
menaruh prinsip pelayan, murid-murid menjadi hamba bukan sebagai
sesuatu yang Dia paksa inginkan tetapi Dia sendiri telah memberi contoh.
Waktu Dia menebus hidup kita, Dia
memberikan semua keagungan, kebesaran, dan kemulianNya buat kita.Tidak
ada orang yang menjadi besar tanpa dia memberikan contoh terlebih dahulu
menjadi pelayan di dalam melayani. Itulah sebabnya ‘to serve is a privilege.’
2. Melayani itu Anugerah.
Dalam kitab 2 Korintus 4:1 bagi saya ini adalah salah satu prinsip pelayanan yang penting dari rasul Paulus yang mengatakan, “This is by grace of God, this is by His kindness to me…" Saya bisa ambil bagian di dalam pelayanan karena ini adalah anugerah kebaikan dari Tuhan, saya terima dengan hati bersyukur.
Dalam Bahasa Indonesia nya, "Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati"
Bukan saja kita harus setia dalam melayani Tuhan, tetapi Tuhan juga mau kita untuk berani.
Dalam kitab Bilangan pasal 13, "Aku akan
memberikan tanah perjanjian itu kepadamu tetapi engkau harus maju
berperang untuk mendapatkannya." Tanah perjanjian yang diberi Tuhan itu
adalah anugerah. Kalau Tuhan tidak memberikannya, kita tidak bisa
mendapatkannya. Tetapi bisakah itu datang kepada kita seperti satu
hadiah jatuh dari langit?
Kita tidak boleh abaikan prinsip ini: bahwa segala sesuatu yang datang ke dalam hidup kita itu datangnya sebagai berkat dan anugerah dari Tuhan.
Setiap kali anugerah itu datang, dia selalu datang bersamaan dengan respons yang berani.
- Menerima pelayanan Tuhan itu sebagai kepercayaan, jangan terima dengan pasrah.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah dan berkat Tuhan, jangan terima secara terpaksa.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah Tuhan, jangan terima dengan malas.
- Menerima pelayanan sebagai berkat Tuhan yang datang ke dalam hidupmu jangan terima sebagai sesuatu yang begitu saja datang.
Kalau anugerah Tuhan datang
kepadamu, jangan terima dengan pasif dan pasrah. Tuhan tuntut respons
dan reaksi dari sisi kita. Karena kemurahan Allah saya terima pelayanan
ini dan saya terima dengan spirit berani.
3. Melayani itu harus tuntas, jangan setengah-setengah!!
Galatia 6:9
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.”
To serve until goal’s happening di
dalam hidup kita. Memulai sesuatu itu gampang, tetapi konsisten berada
di dalam perjalanan itu bukan hal yang gampang. Hati kita gampang jatuh
bangun, kemudian kecewa, pudar, tawar, hal itu lumrah di dalam hidup
kita. Tetapi di tengah-tengah seperti itu kita tidak boleh mengabaikan
hal ini.
Tetapi setiap kita melayani Tuhan, tidak boleh tidak harus berani jalan terus & maju.
Mazmur 126:5-6,
“Orang yang menabur benih sambil mencucurkan air mata pasti pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkasnya.”
Berjalan maju dengan air mata tetap
tabur benih, pasti pulang membawa berkas-berkasnya. Banyak orang mau
tabur benih, mau lekas-lekas dapat berkas-berkasnya tetapi tidak mau dua
hal ini: berjalan maju (menabur benih) dan dengan air mata.
Setiap kita melayani, kita punya goal. Kita harap ingin terus maju. Pelayanan tetap harus berjalan. Kalaupun belum tercapai tetap hati kita harus selalu ada goal.
Artikel ini bersambung ke bagian 2. Klik ini untuk bagian selanjutnya.
Steve Tabalujan lahir di
Jakarta, 6 Agustus 1975. Dia telah mempelajari musik sejak usia empat
tahun. Dia lulus dari International Yamaha Grade Examination, Japan,
untuk Piano, Electone dan Fundamental grd. 5 & 4. Grade 8 untuk
Piano dari Royal School of Music, London. Dia bergabung sebagai anggota
JOC (Junior Original Concert) in 1985-1991. Dia mendapat banyak
penghargaan dari beberapa festival band baik lokal maupun nasional.
Steve Tabalujan lulus sebagai Bachelor of Music in Piano Perfomance dari
Sweelinck Conservatorium Amsterdam, Amsterdam Hogeschool voor de
Kunsten. Steve adalah seorang musisi, penulis lagu, arranger, pengajar
piano dan salah seorang pemimpin kelompok sel di gereja JPCC.
Matius 20:26-28
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”
1. Melayani itu adalah Privilege.
Barangsiapa ingin menjadi besar…,
kalimat ini memberi indikasi Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki
ambisi untuk menjadi besar, memiliki keinginan menjadi orang yang
"besar" di dalam pelayanan Tuhan. But if you want to be great, jadilah hamba dengan contoh melayani.
Melayani Tuhan itu berarti sesuatu hak
khusus yang Tuhan beri kepada setiap kita. Kenapa? Sebab Kristus di sini
menaruh prinsip pelayan, murid-murid menjadi hamba bukan sebagai
sesuatu yang Dia paksa inginkan tetapi Dia sendiri telah memberi contoh.
Waktu Dia menebus hidup kita, Dia
memberikan semua keagungan, kebesaran, dan kemulianNya buat kita.Tidak
ada orang yang menjadi besar tanpa dia memberikan contoh terlebih dahulu
menjadi pelayan di dalam melayani. Itulah sebabnya ‘to serve is a privilege.’
2. Melayani itu Anugerah.
Dalam kitab 2 Korintus 4:1 bagi saya ini adalah salah satu prinsip pelayanan yang penting dari rasul Paulus yang mengatakan, “This is by grace of God, this is by His kindness to me…" Saya bisa ambil bagian di dalam pelayanan karena ini adalah anugerah kebaikan dari Tuhan, saya terima dengan hati bersyukur.
Dalam Bahasa Indonesia nya, "Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati"
Bukan saja kita harus setia dalam melayani Tuhan, tetapi Tuhan juga mau kita untuk berani.
Dalam kitab Bilangan pasal 13, "Aku akan
memberikan tanah perjanjian itu kepadamu tetapi engkau harus maju
berperang untuk mendapatkannya." Tanah perjanjian yang diberi Tuhan itu
adalah anugerah. Kalau Tuhan tidak memberikannya, kita tidak bisa
mendapatkannya. Tetapi bisakah itu datang kepada kita seperti satu
hadiah jatuh dari langit?
Kita tidak boleh abaikan prinsip ini: bahwa segala sesuatu yang datang ke dalam hidup kita itu datangnya sebagai berkat dan anugerah dari Tuhan.
Setiap kali anugerah itu datang, dia selalu datang bersamaan dengan respons yang berani.
- Menerima pelayanan Tuhan itu sebagai kepercayaan, jangan terima dengan pasrah.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah dan berkat Tuhan, jangan terima secara terpaksa.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah Tuhan, jangan terima dengan malas.
- Menerima pelayanan sebagai berkat Tuhan yang datang ke dalam hidupmu jangan terima sebagai sesuatu yang begitu saja datang.
Kalau anugerah Tuhan datang
kepadamu, jangan terima dengan pasif dan pasrah. Tuhan tuntut respons
dan reaksi dari sisi kita. Karena kemurahan Allah saya terima pelayanan
ini dan saya terima dengan spirit berani.
3. Melayani itu harus tuntas, jangan setengah-setengah!!
Galatia 6:9
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.”
To serve until goal’s happening di
dalam hidup kita. Memulai sesuatu itu gampang, tetapi konsisten berada
di dalam perjalanan itu bukan hal yang gampang. Hati kita gampang jatuh
bangun, kemudian kecewa, pudar, tawar, hal itu lumrah di dalam hidup
kita. Tetapi di tengah-tengah seperti itu kita tidak boleh mengabaikan
hal ini.
Tetapi setiap kita melayani Tuhan, tidak boleh tidak harus berani jalan terus & maju.
Mazmur 126:5-6,
“Orang yang menabur benih sambil mencucurkan air mata pasti pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkasnya.”
Berjalan maju dengan air mata tetap
tabur benih, pasti pulang membawa berkas-berkasnya. Banyak orang mau
tabur benih, mau lekas-lekas dapat berkas-berkasnya tetapi tidak mau dua
hal ini: berjalan maju (menabur benih) dan dengan air mata.
Setiap kita melayani, kita punya goal. Kita harap ingin terus maju. Pelayanan tetap harus berjalan. Kalaupun belum tercapai tetap hati kita harus selalu ada goal.
Artikel ini bersambung ke bagian 2. Klik ini untuk bagian selanjutnya.
Steve Tabalujan lahir di
Jakarta, 6 Agustus 1975. Dia telah mempelajari musik sejak usia empat
tahun. Dia lulus dari International Yamaha Grade Examination, Japan,
untuk Piano, Electone dan Fundamental grd. 5 & 4. Grade 8 untuk
Piano dari Royal School of Music, London. Dia bergabung sebagai anggota
JOC (Junior Original Concert) in 1985-1991. Dia mendapat banyak
penghargaan dari beberapa festival band baik lokal maupun nasional.
Steve Tabalujan lulus sebagai Bachelor of Music in Piano Perfomance dari
Sweelinck Conservatorium Amsterdam, Amsterdam Hogeschool voor de
Kunsten. Steve adalah seorang musisi, penulis lagu, arranger, pengajar
piano dan salah seorang pemimpin kelompok sel di gereja JPCC.
Matius 20:26-28
“Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu hendaklah dia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah dia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”
1. Melayani itu adalah Privilege.
Barangsiapa ingin menjadi besar…,
kalimat ini memberi indikasi Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki
ambisi untuk menjadi besar, memiliki keinginan menjadi orang yang
"besar" di dalam pelayanan Tuhan. But if you want to be great, jadilah hamba dengan contoh melayani.
Melayani Tuhan itu berarti sesuatu hak
khusus yang Tuhan beri kepada setiap kita. Kenapa? Sebab Kristus di sini
menaruh prinsip pelayan, murid-murid menjadi hamba bukan sebagai
sesuatu yang Dia paksa inginkan tetapi Dia sendiri telah memberi contoh.
Waktu Dia menebus hidup kita, Dia
memberikan semua keagungan, kebesaran, dan kemulianNya buat kita.Tidak
ada orang yang menjadi besar tanpa dia memberikan contoh terlebih dahulu
menjadi pelayan di dalam melayani. Itulah sebabnya ‘to serve is a privilege.’
2. Melayani itu Anugerah.
Dalam kitab 2 Korintus 4:1 bagi saya ini adalah salah satu prinsip pelayanan yang penting dari rasul Paulus yang mengatakan, “This is by grace of God, this is by His kindness to me…" Saya bisa ambil bagian di dalam pelayanan karena ini adalah anugerah kebaikan dari Tuhan, saya terima dengan hati bersyukur.
Dalam Bahasa Indonesia nya, "Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati"
Bukan saja kita harus setia dalam melayani Tuhan, tetapi Tuhan juga mau kita untuk berani.
Dalam kitab Bilangan pasal 13, "Aku akan
memberikan tanah perjanjian itu kepadamu tetapi engkau harus maju
berperang untuk mendapatkannya." Tanah perjanjian yang diberi Tuhan itu
adalah anugerah. Kalau Tuhan tidak memberikannya, kita tidak bisa
mendapatkannya. Tetapi bisakah itu datang kepada kita seperti satu
hadiah jatuh dari langit?
Kita tidak boleh abaikan prinsip ini: bahwa segala sesuatu yang datang ke dalam hidup kita itu datangnya sebagai berkat dan anugerah dari Tuhan.
Setiap kali anugerah itu datang, dia selalu datang bersamaan dengan respons yang berani.
- Menerima pelayanan Tuhan itu sebagai kepercayaan, jangan terima dengan pasrah.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah dan berkat Tuhan, jangan terima secara terpaksa.
- Menerima pelayanan Tuhan sebagai anugerah Tuhan, jangan terima dengan malas.
- Menerima pelayanan sebagai berkat Tuhan yang datang ke dalam hidupmu jangan terima sebagai sesuatu yang begitu saja datang.
Kalau anugerah Tuhan datang
kepadamu, jangan terima dengan pasif dan pasrah. Tuhan tuntut respons
dan reaksi dari sisi kita. Karena kemurahan Allah saya terima pelayanan
ini dan saya terima dengan spirit berani.
3. Melayani itu harus tuntas, jangan setengah-setengah!!
Galatia 6:9
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.”
To serve until goal’s happening di
dalam hidup kita. Memulai sesuatu itu gampang, tetapi konsisten berada
di dalam perjalanan itu bukan hal yang gampang. Hati kita gampang jatuh
bangun, kemudian kecewa, pudar, tawar, hal itu lumrah di dalam hidup
kita. Tetapi di tengah-tengah seperti itu kita tidak boleh mengabaikan
hal ini.
Tetapi setiap kita melayani Tuhan, tidak boleh tidak harus berani jalan terus & maju.
Mazmur 126:5-6,
“Orang yang menabur benih sambil mencucurkan air mata pasti pulang dengan sorak sorai membawa berkas-berkasnya.”
Berjalan maju dengan air mata tetap
tabur benih, pasti pulang membawa berkas-berkasnya. Banyak orang mau
tabur benih, mau lekas-lekas dapat berkas-berkasnya tetapi tidak mau dua
hal ini: berjalan maju (menabur benih) dan dengan air mata.
Setiap kita melayani, kita punya goal. Kita harap ingin terus maju. Pelayanan tetap harus berjalan. Kalaupun belum tercapai tetap hati kita harus selalu ada goal.
Artikel ini bersambung ke bagian 2. Klik ini untuk bagian selanjutnya.
Steve Tabalujan lahir di
Jakarta, 6 Agustus 1975. Dia telah mempelajari musik sejak usia empat
tahun. Dia lulus dari International Yamaha Grade Examination, Japan,
untuk Piano, Electone dan Fundamental grd. 5 & 4. Grade 8 untuk
Piano dari Royal School of Music, London. Dia bergabung sebagai anggota
JOC (Junior Original Concert) in 1985-1991. Dia mendapat banyak
penghargaan dari beberapa festival band baik lokal maupun nasional.
Steve Tabalujan lulus sebagai Bachelor of Music in Piano Perfomance dari
Sweelinck Conservatorium Amsterdam, Amsterdam Hogeschool voor de
Kunsten. Steve adalah seorang musisi, penulis lagu, arranger, pengajar
piano dan salah seorang pemimpin kelompok sel di gereja JPCC.