Garputala sebuah instrument yang hanya mengeluarkan SATU nada tunggal (monophonic). Terbuat dari material sejenis besi.
Bagaimana cara menggunakannya???
Syarat utama : kita HARUS menguasai tangga nada. Melafalkan nada do re mi fa sol la si do secara benar, adalah mutlak. (baca dan pahami artikel Teori 1 | Tangga Nada)
Syarat utama : kita HARUS menguasai tangga nada. Melafalkan nada do re mi fa sol la si do secara benar, adalah mutlak. (baca dan pahami artikel Teori 1 | Tangga Nada)
Cara memegang garputala adalah seperti pada gambar di samping.
jangan menyentuh batang ganda (Y). Lalu sisi salah satu batang ganda (yang panjang) kita pukulkan perlahan, jangan terlalu kuat, cukup hanya untuk menggetarkan kedua batang ganda yang panjang tersebut.
Setelah batang yang panjang tersebut bergetar, dekatkan dengan telinga atau memasukkan bulatan pada pangkal batang yang pendek, untuk mendengar bunyi dari getaran tersebut.
Anda akan mendengar bunyi seperti “uuunnnggggggg”. Bunyi tersebut berasal dari getaran/resonansi kedua batang ganda/panjang yang telah kita pukul/getarkan tersebut.
Nilai nada bunyi “uunnnnggggggg” tersebut tergantung dari setelan garputala tersebut. Jika Anda menggunakan garputala A, maka bunyi “uuungggg” tersebut adalah bunyi nada A. begitu pula untuk garputala dengan nada lain.
Apa Fungsinya?
Dengan garputala kita dapat mencari nada lain. Misal dengan menggunakan Garputala C :
Ingin mencari nada A = do. Berarti dari bunyi nada garputala C, kita tarik tangga nada do re mi fa sol la si do.
Dengan garputala kita dapat mencari nada lain. Misal dengan menggunakan Garputala C :
Ingin mencari nada A = do. Berarti dari bunyi nada garputala C, kita tarik tangga nada do re mi fa sol la si do.
Nah untuk tangga nada C, nada A ada pada nada LA (ke enam). Nada ke enam tersebut adalah nada A. Begitu seterusnya untuk mencari nada-nada yang lain.
Yang perlu di ingat adalah kita betul-betul menguasai teori TANGGA NADA dan bisa melafalkan tangga nada secara benar dan tepat ( do – di – re – ri – mi – fa – fi – sol – la – le – si – do)
Sebenarnya sudah banyak alternatif pengganti garputala, seperti tuner digital, dll. Tapi selama pengalaman saya, rata-rata pelatih atau dirigen paduan suara, masih lebih menyukai menggunakan garputala. Alasannya bisa macam-macam, tergantung si pengguna garputala tersebut.
Saya sendiri sudah lama menggunakan garputala, seingat saya sejak di bangku 3 SMP saya betul-betul akrab dengan garputala karena sudah mulai mencoba melatih paduan suara di gereja. Cara menggunakan garputala saya pelajari dari orang tua saya.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.