1. Hamba yang sesungguhnya berbakti secara penuh kepada Tuhan (Mazmur 119:10, Mazmur 86:11)
Hamba yang sesungguhnya melayani Tuhan dengan segenap hatinya. Ia mengikuti tuannya dan menuruti perintahnya. Raja Daud disebut sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. Ia telah melakukan kehendak Tuhan pada jamannya, sejak ia masih remaja, bahkan sampai ia telah menjadi raja Israel. Adalah satu hal jika seseorang mengikuti Tuhan ketika ia bukan siapa-siapa, tetapi adalah hal yang lain jika ia tetap dengan setia menaati Tuhan setelah ia menjadi ‘seseorang’. Raja Daud konsisten dalam perjalanannya bersama Tuhan, ia selalu menanyakan petunjuk Tuhan dan menaati instruksiNya di setiap pertempuran dan keputusan yang harus ia buat walaupun dia sendiri bukannya tanpa cela/dosa.
2. Hamba yang sesungguhnya melihat pelayanan sebagai suatu sukacita dan bukannya sebagai suatu kewajiban (Mazmur 100:2, 1 Tim 1:12 )
Hamba yang sesungguhnya, melayani Tuhan dengan sukacita dan kegembiraan. Hamba yang sesungguhnya tidak melihat pelayanan sebagai suatu kewajiban. Kita ditebus oleh darah anak domba yang bernilai dan kita sungguh-sungguh berterimakasih atas apa yang telah Yesus lakukan bagi kita di atas kayu salib. Kita diselamatkan oleh kasih karunia dan bukan karena perbuatan baik kita. Jika kita memiliki pengertian mengenai kebenaran ini, maka kita akan dapat melihat pelayanan sebagai sebuah tindakan syukur kepada Tuhan dan kita akan mampu melayani Tuhan dengan hati yang mengucap syukur. Sebaliknya, jika kita tidak melihat arti yang sebenarnya dari pelayanan, maka kewajiban dalam jangka waktu lama, akan membawa kelelahan dan menjadi beban bagi kita.
3. Hamba yang sesungguhnya dimotivasi oleh apa yang dipikirkan oleh Tuhan dan bukannya oleh apa yang dipikirkan oleh orang lain (Gal 1:10)
Apapun juga yang engkau lakukan, lakukanlah itu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Hamba yang sesungguhnya berfokus dan dimotivasi oleh tuannya. Pendapat Tuhan adalah prioritas utama dalam hidupnya. Ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung sebelum mereka menikah, Yusuf menjadi patah hati dan kecewa, ia bahkan hampir menelantarkan Maria secara diam-diam. Bagaimana dia bisa menghadapi orang banyak? Bagaimana dia bisa menjelaskan hal itu kepada orang-orang di sekitar dia? Apa yang akan dipikirkan oleh orang lain mengenai dia dan Maria? Bahkan jika dia berusaha untuk menjelaskan, sebagian besar orang-orang tidak akan mempercayai dia. Akhirnya, Yusuf menaati Tuhan untuk mengambil Maria dan anaknya.
4. Hamba yang sesungguhnya tidak mengkritik pelayanan orang lain (Rom 14:4)
Suatu hari seorang pezinah dibawa kepada Yesus. Orang-orang Farisi menanti keputusan Yesus mengenai nasib pezinah tersebut. Mereka siap untuk melempari perempuan tersebut sampai mati dengan batu, tetapi Yesus berkata kepada mereka, biarlah mereka yang tidak berdosa menjadi orang pertama yang melemparkan batu. Siapakah kita sehingga kita menghakimi? Setiap hamba bertanggung-jawab kepada tuannya. Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (Matius 7:1-5) Janganlah kita menghakimi saudara kita karena kita akan berdiri di depan kursi penghakiman Kristus.
5. Hamba yang sesungguhnya memberikan kemuliaan kepada Tuhan (1 Petrus 4:10-11)
Hamba yang sesungguhnya hanya melayani dengan tujuan untuk menyenangkan Tuannya, serta mencapai tujuan dan rencanaNya. Hamba yang setia bukanlah seseorang yang hanya mengikuti tuannya, tetapi juga seseorang yang menggunakan karunia dan talentanya untuk memuliakan Tuhan dengan cara menegur satu sama lain, membangun tubuh Kristus dan memajukan kerajaan Tuhan di bumi. Biarlah segala sesuatu yang ia lakukan ia berikan kepada Tuhan dan bukan untuk agendanya sendiri sehingga tak satupun mencuri kemuliaanNya.
6. Seorang hamba yang benar lebih peduli kepada Tuhan daripada uang
“Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” Lukas 16:13
Uang itu penting bagi kehidupan sehari-hari kita. Tuhan tahu bahwa kita memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Oleh karena itu, sangat mudah bagi kita untuk menjauh dari Tuhan agar lebih peduli dengan uang. Alkitab menyebutkan bahwa cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan. Jika uang menjadi motif hidup Anda maka akan sulit bagi Anda untuk memilih jalan Tuhan dan menyelesaikan semua rancangan-Nya bagi hidup Anda. Ada banyak keadaan dalam hidup di mana tidak bisa diselesaikan dengan uang tetapi Tuhan.
Ada banyak hal di dalam hidup tidak bisa dinilai dengan uang seperti masalah hubungan, waktu, dan sebagainya. Firman Tuhan menyatakan agar kita mencari terlebih dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya kemudian semuanya akan ditambahkan bagi kita. Bapa Sorgawi kita tahu dengan baik bahwa kita memiliki kebutuhan hidup kita sehari-hari dan sebagai Bapa yang baik, Dia menyediakan semuanya bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari kita.
7. Seorang hamba yang benar melayani dengan kerendahan hati.
Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 1 Petrus 5:5.
Seorang hamba yang benar melayani Tuhan dengan kuasa Roh Kudus bukan dengan menyombongkan kemampuannya. Kekuatan, kepintaran dan kemampuan kita terbatas. Oleh sebab itu, tidak ada yang bisa dibanggakan dari pelayan tersebut. Kita bisa melayani Tuhan hanya karena kasih karunia-Nya. Kerendahan hati berhubungan dengan penundukan diri.
Seorang hamba melayani dengan penundukan diri. Biarkan semua jiwa tunduk kepada semua otoritas pemerintahan, karena otoritas berasal dari Tuhan dan dipilih Tuhan (Roma 13:1). Tuhan telah menempatkan pemimpin di gereja kita dan atasan di tempat kerja kita sebagai pemimpin dan pemilik otoritas. Oleh sebab itu, kita harus menghormati mereka sebagai pemilik otoritas yang dipilih Tuhan dan tunduk kepada mereka di dalam pelayanan dan tempat kerja. Jika kita tidak bisa tunduk pada otoritas yang ditempatkan Tuhan atas kita di bumi, bagaimana kita bisa tunduk kepada Tuhan yang tidak kelihatan?
8. Seorang hamba yang benar menjadi pembawa damai bukan pengacau
“Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar.” 2 Timotius 2:24.
Alkitab mengajarkan kita untuk mengejar damai dengan semua orang (Ibrani 12:14). Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9). Yesus adalah Raja dan Allah Damai. Demikian juga, seorang hamba yang benar harus menunjukkan karakter Kristus yang berupa kelemahlembutan dan damai sejahtera sehingga dunia bisa melihat Kristus tinggal di dalam kita.
Diskusi
• Apakah Anda kadang-kadang merasa bahwa pelayanan adalah sebuah kewajiban bagi Anda?
• Apakah Anda kadang-kadang merasa dipengaruhi oleh pendapat orang lain mengenai Anda?
• Apa yang Anda lakukan ketika Anda menemukan kekurangan pada pelayanan orang lain?
Kesimpulan
Yesus tidak datang untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberikan hidupnya sebagai tebusan bagi banyak orang. Untuk mereka yang ingin menjadi yang terbesar, mereka harus menjadi yang terkecil dan hamba bagi orang lain. Marilah kita mengikuti teladan dari Yesus, seorang pemimpin dengan hati hamba, untuk melayani Tuhan kita yang berkuasa.
Copyright © 2011 ::Bethany Church Singapore::.