By. Enos Ipunk
Worship Leader (WL) merupakan salah satu figur penting dalam kehidupan ibadah jemaat seperti halnya pengkhotbah, musician, singer, dan pelayan lainnya. Kehadiran seorang WL yang benar-benar memahami akan tugas dan tanggungjawabnya merupakan berkat yang harus senantiasa disyukuri karena harus diakui bahwa ada cukup banyak WL yang kurang memahami akan peran yang diembannya, yaitu memimpin jemaat dalam memuji Tuhan.
Sebagai musisi yang terlibat dalam pelayanan musik gereja, kita bukan hanya dituntut memiliki pengetahuan teknis semata namun juga pemahaman teologis yang benar tentang hakekat pelayanan pujian. Pelayanan musik gereja bertujuan untuk membantu jemaat dalam menghayati iman kepercayaan mereka melalui nyanyian dan juga membantu jemaat untuk dapat bernyanyi dengan baik dan benar.
Saya berharap bahwa melalui tulisan ini dapat membantu semangat dan motivasi kita dalam melayani Tuhan sebagai pelayan Pujian dan Penyembahan.
Profil Pelayan Musik Gereja
Aspek Spiritual
Pelayanan musik gereja tak berbeda dengan bentuk-bentuk pelayanan lainnya di gereja, dapat dipandang sebagai:
a. Ibadah yang sejati
b. Kewajiban yang patut dijalankan oleh setiap orang Kristen sebagai wujud baktinya kepada Tuhan.
c. Panggilan mulia
d. Cara menyenangkan Tuhan
Aspek Musikal
Banyak orang menghubungkan antara pelayanan di gereja dan sikap amatiran. Artinya bahwa kompetensi kalah penting bila dibandingkan keterpanggilan seseorang untuk terlibat dalam pelayanan. Banyak orang yang sebenarnya mampu dan tepat untuk melayani di gereja sesuai dengan talentanya, namun justru sama sekali tidak tergerak untuk memberikan waktu dan tenaganya dengan dalih tuntutan pekerjaan dan kesibukan. Sebaliknya ada segelintir orang yang tidak memiliki kompetensi yanng sesuai untuk melayani pada suatu bidang, namun memiliki keterpanggilan dan jiwa melayani.
Berkaitan dengan aspek musikal yang dituntut, maka seorang pelayan musik gereja seyogyanya:
1. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang teori musik, sejarah musik dan harmoni.
2. Memiliki kemampuan mendengar dan membaca notasi musik dengan baik.
3. Melaksanakan latihan secara disiplin dan teratur.
4. Mengembangkan kemampuan musiknya secara terus menerus ( 1 Taw 9:33)
Aspek Kepribadian
Berkaitan dengan aspek kepribadian yang harus dimiliki oleh WL, maka menurut Th. Mawene dalam bukunya “Gereja yang Bernyanyi” mengatakan bahwa WL haruslah : Sehat jasmani, ramah, rendah hati, berwibawa, memiliki sifat kepemimpinan, memiliki kemampuan untuk memberi motivasi orang lain, humoris, memiliki inisiatif, menjunjung profesionalisme, bertanggung jawab, memahami dan menyukai pekerjaannya, dan mampu bekerjasama dengan orang lain.
Beberapa Catatan Penting Seputar Nyanyian Jemaat
Dalam pengamatan saya sebagai WL dan jemaat, ada beberapa catatan penting di seputar praktik nyanyian jemaat, yaitu:
1. WL seringkali tidak menguasai melodi lagu yang sebenarnya. Kesalahan yang biasa terjadi dapat ditemukan pada lagu-lagu baru, yang belum ada panduan atau jiplakan berupa kaset, cd, dll.
2. WL seringkali memilih nada dasar yang disesuaikan dengan jenis suaranya ketimbang memperhatikan keberagaman jemaatnya.
3. Nyanyian jemaat seringkali dibawakan tidak sesuai dengan tempo yang seharusnya. Ini berhubungan dengan pengiring.
4. Beberapa WL seringkali mengabaikan instruksi-instruksi musikal yang tertulis dalam lagu itu sendiri, misalnya: interlude, over tune, dll
5. Kecenderungan WL mengabaikan atau tidak mengetahui birama. Hal ini penting karena berimbas pada ketukan tepuk tangan yang dilakukan jemaat.
6. Kecenderungan yang sering terjadi belakangan ini bahwa kebanyakan nyanyian jemaat hanya dinyanyikan sebagian dan bukannya keseluruhan baitnya. Padahal sebagian besar nyanyian jemaat mengungkapkan pemahaman teologis yang bertahap melalui keseluruhan baitnya.
7. Kurangnya pemahaman WL terhadap setiap lagu yang dibawakannya. Akan terasa sangat berbeda halnya jika mencoba melakukan sedikit survey terhadap lagu-lagu jemaat yang akan dipimpinnya.
8. Terakhir masih ada cukup banyak lagu-lagu jemaat yang jarang atau belum pernah dinyanyikan, karena terpaku dengan tren lagu yang sedang sering didengar.
Beberapa Saran Khusus Bagi Pemandu Nyanyian Jemaat
Kenneth W. Osbeck dalam bukunya The Ministry of Music menuliskan beberapa saran khusus bagi pemandu nyanyian jemaat agar dapat melaksanakan perannya secara baik, yaitu:
1) Mempersiapkan diri dengan baik
2) Memimpin jemaat dengan antusias, sungguh-sungguh dan penuh keramahan
3) Komunikatif dan jangan terpaku pada lagu
4) Nyanyikan lagu sesuai dengan tempo dan ritme yang tertulis
5) Dalam memulai frase baru, WL dituntut untuk bersikap tegas baik dalam memberikan gerakan mengabah maupun melagukan bagian tersebut.
6) Lagu baru perlu diajarkan kepada jemaat
7) Berikan instruksi dengan suara yang keras dan menarik
8) Hindari gerakan maupun ekspresi yang berlebihan
9) Kenali nyanyian jemaat yang akan dipandu dengan baik
10) Jadilah diri sendiri dan percaya diri
11) Perlu persiapan khusus dengan pengiring
12) Perlunya latihan mandiri
13) Usahakan agar ibadah dapat mengalir dengan baik dan jemaat menikmati nyanyian jemaat yang dibawakannya.
Penutup
Mengakhiri tulisan ini, penulis ingin mengatakan bahwa semua yang telah dibicarakann semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita khususnya melalui musik. Dengan mengevaluasi kembali motivasi kita sebagai pelayanNya. Sementara itu untuk meningkatkan aspek musikal yang kita miliki, sebaiknya kita mengikuti pelatihan dan pembinaan musik gereja agar pelayanan musik gereja dapat berkembang dengan baik dan semakin banyak jemaaat yang diberkati melalui pelayanan kita. Selamat Melayani Tuhan Memberkati.
Pdt. I Nyoman Djepun, S.Th
Peggy A. Aipassa, S.Si