Belum lama ini saya
membaca sebuah tulisan yang bagus di sebuah situs, saya rasa bagus kalo
kita semua juga membacanya, yaitu tentang tips mengiringi nyanyian
jemaat, tulisan ini sudah pernah dibawakan dalam Seminar “Mengiringi Jemaat Bernyanyi” di GKI Serang, dan dimuat di Buletin terbitan Yamuger (Yayasan Musik Gereja).
Berlatih sebelum memainkan lagu tersebut. Yang ini jelas harus dilakukan, sekalipun kita sudah sangat menguasai lagu tersebut dan sudah berulang kali memainkan/menyanyikannya.
Kenali dahulu karakter lagu. Hal ini berarti kita harus melihat dahulu siapa pencipta lagu itu, di mana dan dalam suasana apa dia
diciptakan (konteksnya). Hal ini akan membantu pemusik untuk memainkan
‘suasana’ musik yang benar sehingga dalam mengiringi lagu tersebut pun
penguh penghayatan
Perhatikan dinamika lagu tersebut! Hal ini harus benar-benar
diperhatikan supaya tidak salah pada saat memainkan tempo/intronya. Jika
belum tahu lagunya, cari tahu dulu supaya tidak membuat malu jika kita
sok tahu.
Perhatikan birama lagu. Jangan mainkan lagu berbirama 3/4 dengan birama 4/4.
Mainkan lagu sesuai dengan nada dasar yang telah diberikan.
Tetapi jika Anda orang yang sudah mahir, tentu sudah tahu jika akan
menggannti nada dasar suatu lagu dan disesuaikan dengan kondisi jemaat.
Berikan ‘nafas’ pada intro lagu. Jemaat akan lebih mengerti dengan
otomatis kapan dia harus mulai bernyanyi ketika pemusik memberi ‘nafas’
pada intro. Artinya, ada bagian yang dimainkan melambat ketika intro
akan berakhir dan jemaat akan mulai bernyanyi. Hal ini akan memberi
tanda kepada jemaat di mana mereka harus mulai bernyanyi. Berikan juga
‘nafas’ pada bagian interlude dan ketika akan memulai ayat yang baru. Karena itu, iringan yang menggunakan music box akan lebih sulit untuk diikuti Jemaat, karena mereka sulit untuk tahu tahu kapan harus mulai bernyanyi.
Jangan terpengaruh dengan jemaat. Kadang-kadang Jemaat bernyanyi
lebih lambat atau lebih cepat dari tempo yang kita mainkan. Usahakan
untuk tetap setia pada tempo yang kita mainkan. Kalau memang sudah
terbawa, mainkan kembali tempo yang benar di bagian interlude, agar
Jemaat dapat mendengar kembali dinamika yang benar.
Jangan korupsi nilai not. Mainkan not yang bernilai 3 ketuk sebanyak
3 ketuk juga. Banyak pemusik gereja yang mengkorupsi harga not dan
memainkannya lebih cepat dari yang seharusnya.
Apabila memungkinkan, penggunaan alat musik yang lain di luar
piano dan organ seperti tifa, rebana, tamborin, gitar dapat digunakan
untuk menambah variasi iringan. Penggunaan alat-alat musik ini juga
harus melihat konteks lagu. Menggunakan tifa untuk lagu “Tabuh Gendang”
akan lebih sesuai daripada lagu “Sungguh Lembut Tuhan Yesus Memanggil”.
Tidak semua Gereja terbuka bagi hal ini, karenanya konsultasikan dahulu
dengan Majelis Gereja.
Hal yang terakhir dan yang tidak kalah pentingnya adalah meminta
bimbingan Tuhan sebelum mulai mengiringi nyanyian Jemaat. Ingatlah bahwa
kita bermain musik untuk mengiringi Jemaat bernyanyi memuji Tuhan, dan
bukan bermain musik di tempat-tempat umum lainnya. Selain itu, hal ini
akan membantu pemusik lebih tenang dan percaya diri.