labelku

Konsep Melatih Vocal

1]. Untuk menghasilkan bunyi yang indah, vokal manusia seperti halnya instrumen musik pada umumnya memiliki empat elemen pokok penghasil bunyi, yaitu :
a. paru-paru sebagai sumber tenaga
b. larynx sebagai penggetar
c. pharynx sebagai ruang pemantul tenggorokan, rongga mulut, dan rongga hidung sebagai ruang resonator
 
Tubuh kita dirancang [justify]sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan suara yang baik. Pada saat kita bernyanyi, sumber tenaga yang befungsi untuk menggetarkan vibrator adalah udara. Udara tersebut kita hirup dan keluarkan melalui teknik pernafasan diafragma dan bukannya dada, bahu ataupun perut.



2]. Bila bunyi pada gitar dan biola dihasilkan oleh dawai yang bergetar, maka pada vokal manusia yang menjadi instrumen getarnya adalah pita suara. Pita suara berada di dalam kotak suara yang terbuat dari otot dan tulang rawan yang terletak pada bagian atas batang tenggorokan (larynx). Larynx memiliki panjang lima belas sentimeter dan lebar empat sentimeter. Pita suara merupakan selaput lentur dengan panjang berkisar di antara dua sentimeter (pria) hingga satu seperempat sentimeter (wanita). Suara yang baik hanya akan dihasilkan apabila selaput suara tadi bergerak merapat hingga membentuk celah sempit yang bergetar yang disebut dengan glottis.

3]. Alat pemantul yang terdapat dalam tubuh kita lazim disebut pharynx. Pharynx merupakan ruangan di balik anak tekak yang dapat diperbesar/ diperkecil secara elastis. Pharynx berfungsi memberikan warna suara dan huruf vokal yang beraneka ragam.

4]. Berkaitan dengan tiga resonator vokal yang memberikan kontribusi paling signifikan, yakni: tenggorokan, mulut dan hidung, maka ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan :

  1. Suara gelap, seakan-seakan “ditelan” dan berkesan jauh diakibatkan oleh konsentrasi suara yang terlalu banyak terfokus pada resonator tenggorokan
  2. Suara terang, lebar dan memiliki fokus ke depan diakibatkan oleh konsentrasi suara yang terlalu banyak terfokus pada resonator mulut
  3. Suara sengau diakibatkan konsentrasi suara yang terlalu terfokus pada resonator hidung
  4. Jadi dengan kata lain menggunakan kombinasi ketiga resonator tersebut secara proporsional merupakan suatu keputusan yang bijak.
5]. Posisi lidah yang baik pada saat bernyanyi sebaiknya datar dan berada di belakang lengkung gigi bawah.

6]. Bernyanyi dalam posisi duduk/berdiri yang benar, yaitu :
  • Mencari posisi berdiri yang paling nyaman dengan berat tubuh bertumpu rata pada kedua kaki
  • Sedapat mungkin membentuk garis lurus dari titik tengah kedua tumit hingga kepala
  • Jangan mengencangkan otot-otot betis atau bertumpu pada kedua tumit
  • Kedua lutut harus terasa longgar dan dapat bergerak dengan bebas
  • Perut bagian bawah (di bawah pinggang hingga pinggul) harus sedikit ditarik ke dalam tanpa dipaksakan. Bilamana perut bagian bawah bergerak terlalu ke depan maka menyebabkan badan menjadi melengkung
  • Perut bagian atas (pinggang hingga tulang rusuk) sangat penting untuk pernafasan, karena itu perut bagian atas harus terasa bergerak bebas. Perut bagian atas yang terlalu ditarik ke dalam atau didorong keluar secara berlebihan dapat menyebabkan ketegangan. Ketegangan ini pada akhirnya akan mengganggu proses pernafasan yang kita takukan
  • Posisi punggung haruslah lurus sehingga tulang belakang akan terangkat
  • Dada harus dalam posisi tegap tanpa dipaksakan dengan catatan bahwa dada tidak boleh bergerak naik dan turun pada waktu kita mengambil dan mengeluarkan nafas
  • Bahu harus ditarik sedikit ke belakang, dan selama bernafas atau bernyanyi bahu tidak boleh bergerak. Posisi bahu yang tidak bergerak akan membantu banyak dalam mempertahankan sikap dada yang lapang serta tulang belakang yang terangkat
  • Kedua lengan harus dapat bergerak dengan bebas dan tidak terasa kaku
  • Hindari gerakan-gerakan yang mencerminkan rasa gugup seperti menggosok¬-gosokkan ibu jari, mengepalkan tangan, meraba-raba pakaian, mengusap-usap rambut dan sebagainya
  • Hindari kebiasaan mengangkat dagu saat membidik nada tinggi.

7]. Beberapa latihan praktis untuk membentuk sikap tubuh yang baik :
  • Sikap berdiri/duduk yang tegak (bayangkan diri anda sebagai seorang raja atau ratu yang tengah berjalan dengan angkuh)
  • Kedua tumit tidak saling menempel
  • Kedua kaki terpisah dengan jarak kurang lebih 15 cm. Salah satu kaki dapat diletakkan di sebelah depan dengan jari-jari kaki dalam posisi normal
  • Secara perlahan bersandar ke depan pada telapak kaki dan kemudian kembali ke posisi semula yaitu pada tumit. Temukan posisi berdiri yang terbaik dengan mencari titik tengah diantara tumit dan telapak kaki
  • Tundukkan kepala hingga menyentuh dada dan perhatikan bahwa antara leher dan tulang belakang sekarang terpisah
  • Membayangkan kepala seolah-olah tergantung di langit-langit kamar dan terlepas dari tubuh
  • Memutar kepala ke kiri dan ke kanan dengan tujuan melemaskan persendian leher
  • Menggerakkan lengan secara terpisah, seolah-olah sedang mengibas-ngibaskan air pada telapak tangan dan lengan
  • Menggerakkan kaki, seolah-olah sedang mengibas-ngibaskan air pada telapak kaki
  • Melompat dengan tujuan mengendurkan semua ketegangan pada persendian dan otot
  • Melenturkan bahu dan leher dengan cara menundukkan dan menengadahkan leher ke depan dan ke belakang
  • Melenturkan lutut dengan cara menekuk lutut
  • Menggerakkan tumit naik dan turun sambil menjulurkan tangan ke atas sejauh mungkin seolah-olah hendak memetik buah yang berada di luar jangkauan
  • Membayangkan tubuh seperti sebuah genta besar yang berayun-ayun dari kiri ke kanan

8]. Pernafasan dengan menggunakan diafragma :
  • Diafragma dalam posisi rileks adalah otot yang berbentuk menyerupai kubah yang terletak memanjang pada bagian bawah tulang rusuk. Ketika paru-paru dipenuhi dengan udara, diafragma memipihkan dirinya sehingga memungkinkan tersedianya ruang tambahan untuk pengambilan udara. Karena diafragma melekat pada bagian bawah tulang rusuk manusia, maka otot-otot intercostal (otot-otot diantara tulang¬tulang rusuk) juga turut mengembang. Pada saat pengambilan udara diafragma berubah memipih dan bergerak turun ke bawah sehingga mendorong organ-organ tubuh yang berada di bawahnya mengembang keluar. Karena itulah para penyanyi disarankan untuk menghindari makan besar sebelum bernyanyi
  • Pada saat mengambil nafas rongga perut bergerak mengembang ke segala arah terutama ke samping dan ke belakang. Pengambilan nafas dapat dilakukan dengan menggunakan mulut dan hidung secara bersamaan seakan-akan membayangkan sedang mencium harumnya bunga. Namun pada bagian-bagian lagu yang tidak memberikan jeda yang cukup, maka kita hanya dapat mengambil nafas dengan menggunakan mulut. Sedangkan pada bagian lagu yang memberikan jeda yang cukup panjang, disarankan menggunakan hidung (lebih higienis) dan mulut secara bersamaan
  • Pada waktu menghirup udara, posisi dada tetap dalam keadaan rata dan terasa bergerak melebar ke samping. Perhatikan bukan membusung atau bergerak ke atas!
  • Pada waktu sedang menghirup nafas, perhatikan bahwa bahu samasekali tidak bergerak naik, ke depan ataupun ke belakang
  • Otot tulang belakang dan tulang belakang berfungsi menahan agar rongga perut yang mengembang tersebut tidak segera mengendur. Dalam menahan agar perut tetap kencang, jangan sekali-kali menggunakan otot-otot bahu
  • Pangkal tulang belakang (daerah ekor) bergerak ke bawah sedalam-dalamnya dan tetap dipertahankan demikian selama proses menahan udara
  • Pada waktu mengambil nafas dalam-dalam maka secara otomatis langit-langit lunak akan bergerak ke atas dan sebaliknya jakun bergerak ke bawah. Posisi terbuka seperti ini merupakan posisi bernyanyi yang benar
  • Pada saat sedang bernyanyi, udara yang telah diambil tadi dikeluarkan kembali secara teratur dengan senantiasa mempertahankan kondisi rongga perut yang tetap kencang dan bukan tegang
  • Empat hal yang perlu diingat baik-baik dalam melatih pernafasan adalah :
  1. postur tubuh yang terkoordinasi dengan baik perlu tetap dipertahankan
  2. pengambilan nafas yang benar tidaklah berbunyi
  3. pada saat mengeluarkan udara posisi dada harus tetap dijaga
  4. pada setiap pengambilan nafas tulang-tulang rusuk di bagian bawah haruslah mengembang
Beberapa latihan praktis untuk pernafasan

Menghirup udara :
  1. sikap berdiri tegak
  2. salah satu tangan berada di pinggang
  3. tangan lainnya menekan pusar
  4. dengan meniru bentuk mulut ikan hirup udara pelan-pelan dengan menggunakan hidung dan mulut. Bayangkan bahwa anda sedang mencoba mengenali aroma suatu parfum
  5. selama proses pengisian udara berlangsung bayangkan bahwa tubuh anda ibarat balon yang mengembang karena diisi udara
  6. menahan udara yang telah diambil dengan rileks (posisi tubuh yang mengembang) dan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan secara perlahan

Mengeluarkan udara :
  1. mengeluarkan udara yang telah diambil dengan menggunakan konsonan “sh”
  2. menenangkan seorang bayi yang sedang menangis
  3. menirukan bunyi lebah
  4. membayangkan sedang meniup balon yang melayang di udara agar tidak terjatuh ke tanah

Mengaktifkan diafragma:
  1. tertawa dengan bebas ibarat seseorang berbadan gemuk tengah tertawa mengakak karena melihat adegan yang sangat lucu: ho – ho – ho – ho -ho
  2. tertawa mengikik ibarat seorang nenek sihir jahat yang tengah tertawa kegirangan karena melihat korbannya diliputi ketakutan: hi – hi – hi – hi – hi

9]. Bernyanyilah secara rileks dan hindari ketegangan pada otot bagian manapun. Ketegangan yang terjadi pada bahu ataupun rahang akan membuat udara yang telah kita hirup menjadi tidak berarti samasekali. Ketegangan ini mengakibatkan: a) udara yang dihirup segera terbuang dengan percuma karena celah di antara pita suara (glottis) terbuka lebar; b) terjadinya suara leher.

10]. Bernyanyi secara imajinatif (membayangkan seperti sedang meniup kapas-kapas di udara agar tidak terjatuh di lantai dan lain-lain).

11]. Bernyanyi dengan orientasi suara yang benar (membayangkan suara yang berada dalam satu botol kosong dan terdengar jernih).

12]. Berlatihlah bernyanyi dengan menggunakan support yang baik. Banyak orang yang tidak memahami fungsi support dalam bernyanyi. Kenyataan yang sering terjadi bahwa keluar masuknya aliran udara dalam tubuh dikendalikan dengan menggunakan otot penelan (peristaltik). Akibatnya yang terjadi adalah intonasi (bidikan nada) seringkali meleset, artikulasi tidak jelas, dan suara menjadi serak. Beberapa latihan praktis di bawah ini berguna untuk merasakan peran support dalam bernyanyi :
  1. berdirilah dengan tegak dan rentangkan kedua lengan sejajar dengan bahu
  2. hembuskan konsonan “f”
  3. hiruplah udara secara perlahan dengan menggunakan konsonan “f” dan pada waktu yang bersamaan putar lengan ke depan sebesar 180 derajat sehingga kedua ibu jari menghadap ke bawah. Anda akan merasakan gerakan otot yang kuat disekitar tulang belakang
  4. hembuskan udara keluar dengan tetap menggunakan konsonan “f” dan putar kembali kedua lengan ke posisi semula.




Penjelasan lain yang lebih akurat bisa teman-teman temukan pada buku sumbernya :
A-Z Direksi Paduan Suara, oleh : Agastya R. Listya – cetakan pertama – Jakarta : Yamuger, 2007.

Semoga bermanfaat.