acara, terutama untuk mempersiapkan hati anak dalam menerima firman Tuhan. Apabila
suasana puji-pujian monoton dan terlihat lesu, maka anak maupun guru akan sulit untuk
membangun ibadah yang penuh sukacita dan semangat. Apa saja yang perlu diperhatikan
saat memimpin acara pujian di sekolah minggu?
Penguasaan lagu.
Pemimpin pujian harus menguasai lirik maupun nada lagu yang akan dinyanyikan. Tetapkan
pula kreativitas yang tepat sesuai dengan lagu yang dibawakan. Kuasai pula patokan umum
jangkauan nada pada anak sesuai dengan kelompok usianya, yaitu:
- Kelas di bawah 4 tahun
- Kelas TK (5-6 tahun)
- Kelas Pratama (7-8 tahun)
- Kelas Madya (9-10 tahun).
Pilih nyanyian yang tepat.
Hal ini mutlak bagi seorang pemimpin pujian di sekolah minggu. Pilihlah lagu rohani yang
mudah diingat oleh anak-anak, mengandung kebenaran firman Tuhan yang kuat,
mengandung doktrin yang benar, dan sesuaikan dengan usia anak-anak. Berikut beberapa
syarat memilih nyanyian rohani agar dapat memenuhi fungsinya dalam mengajar. Nyanyian
yang memenuhi syarat harus memunyai:
- pesan yang sesuai dengan pelajaran yang disampaikan pada pertemuan itu;
- kata-kata dan pesan yang mudah dimengerti oleh anak-anak;
- lagu yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk suara anak-anak;
- lagu yang cukup sederhana sehingga dapat dinyanyikan dengan benar oleh anak-anak;
- bahasa dan musik yang memenuhi persyaratan bahasa dan musik yang bermutu tinggi; dan
lagu yang tidak terlalu panjang.
Perkenalkan lagu baru.
Anak-anak suka dengan sesuatu yang baru, termasuk lagu baru. Jadi, persiapkanlah paling
tidak satu lagu baru saat memimpin pujian. Berikut cara-cara untuk mengajarkan lagu baru.
- Ajarkan saat anak-anak sudah terbangun semangatnya untuk memuji Tuhan.
- Gunakan alat peraga, seperti papan tulis, OHP/LCD, gambar, dan sebagainya. Tujuannya agar anak dapat menguasai lagu tersebut dengan cepat.
- Ulangi beberapa kali agar anak memahami melodi lagu.
- Nyanyikan lagu secara perlahan-lahan dahulu dan semakin lama semakin cepat.
Jelaskan arti atau inti lagu.
Banyak kata-kata yang mungkin kurang dapat dimengerti anak. Jelaskanlah kata-kata sulit
tersebut dan jelaskan pula inti dari lagu tersebut.
Perhatikan posisi saat menyanyi.
Posisi duduk, berdiri, atau cara menyanyikan lagu harus diperhatikan agar anak tidak
mengalami cidera atau kerusakan pita suara.
Perhatikan situasi.
Bila anak kelihatan kurang bersemangat atau ada yang terlihat sudah bosan dengan mulai
mengganggu teman-temannya selama pujian berlangsung, segera lakukan perubahan
dengan mengajak anak bergerak lebih banyak, meminta mereka memimpin pujian, dan
sebagainya.
Berikan kreasi dalam pujian.
Puji-pujian dapat dinyanyikan dengan atau tanpa iringan musik. Hal ini
memerlukan\kreativitas dan keterampilan para guru menyanyikan lagu pujian dalam
berbagai variasi. Berikut ini ada beberapa kreasi lagu pujian.
Kreasi tepuk tangan.
Tepuk tangan merupakan kreasi yang paling mudah dan sederhana. Dan tepuk tangan ini dapat menjadi musik yang berirama sehingga membuat suasana pujian menjadi semakin menarik dan semarak. Tepuk tangan ini dapat divariasikan dalam hal keras lembutnya, kecepatannya, iramanya, dan jumlah ketukannya. Beberapa variasi tepuk tangan antara lain:
Tepuk tangan merupakan kreasi yang paling mudah dan sederhana. Dan tepuk tangan ini dapat menjadi musik yang berirama sehingga membuat suasana pujian menjadi semakin menarik dan semarak. Tepuk tangan ini dapat divariasikan dalam hal keras lembutnya, kecepatannya, iramanya, dan jumlah ketukannya. Beberapa variasi tepuk tangan antara lain:
- Tepuk tangan satu kali (.),
- Tepuk tangan dua kali (..),
- Tepuk tangan tiga kali (...), dan
- Tepuk tangan pramuka (... ... .......).
Kreasi gerakan.
Gerakan dapat digunakan untuk mengiringi suatu lagu pujian. Gerakan ini dapat divariasikan dalam berbagai macam cara, baik gerakan tangan, jari-jari, kaki, kepala, tubuh, berdiri, jongkok, melompat, maupun dalam bentuk tarian.
Gerakan dapat digunakan untuk mengiringi suatu lagu pujian. Gerakan ini dapat divariasikan dalam berbagai macam cara, baik gerakan tangan, jari-jari, kaki, kepala, tubuh, berdiri, jongkok, melompat, maupun dalam bentuk tarian.
Kreasi bersahut-sahutan.
Ada beberapa lagu pujian yang dapat dinyanyikan secara bersahut-sahutan.
Ada beberapa lagu pujian yang dapat dinyanyikan secara bersahut-sahutan.
Kreasi jalan di tempat.
Kreasi jalan di tempat ini dapat digabung dengan lagu yang berirama mars. Anak-anak juga dapat berdiri membentuk lingkaran, lalu bernyanyi sambil berjalan memutar.
Kreasi jalan di tempat ini dapat digabung dengan lagu yang berirama mars. Anak-anak juga dapat berdiri membentuk lingkaran, lalu bernyanyi sambil berjalan memutar.
Kreasi menirukan suara.
Suara musik dapat ditirukan saat menyanyikan lagu "Kambing Embek ... Embek, Kucing Meong ... Meong ...."
Suara musik dapat ditirukan saat menyanyikan lagu "Kambing Embek ... Embek, Kucing Meong ... Meong ...."
Kreasi dengan Boneka
Boneka dapat kita gunakan sebagai alat bantu dalam memimpin pujian di depan kelas, untuk mengubah keras lembutnya suara, tinggi rendahnya suara, atau cepat lambatnya lagu. Kalau boneka kita angkat tinggi, maka suara dikeraskan; kalau boneka diturunkan, maka suara dilembutkan.
Boneka dapat kita gunakan sebagai alat bantu dalam memimpin pujian di depan kelas, untuk mengubah keras lembutnya suara, tinggi rendahnya suara, atau cepat lambatnya lagu. Kalau boneka kita angkat tinggi, maka suara dikeraskan; kalau boneka diturunkan, maka suara dilembutkan.
Kreasi-kreasi tersebut dapat digabung agar suasana pujian menjadi semakin menarik. Anda juga dapat berkreasi sendiri menurut kreativitas anda.
Disadur dari:
Davida Welni Dana
Setiawani, Dr. Mary Go. Pembaruan Mengajar. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. Hlm. 104 -- 104.
Humes, Dr. Leatha dan Simanjuntak, Ny. A. Lieke. (1998).Penuntun Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Hlm. 99 -- 102.
Lie, Paulus. (1997). Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif. Yogyakarta: Yayasan Andi. Hlm. 2 -- 14.
Humes, Dr. Leatha dan Simanjuntak, Ny. A. Lieke. (1998).Penuntun Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Dasar. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Hlm. 99 -- 102.
Lie, Paulus. (1997). Mengajar Sekolah Minggu yang Kreatif. Yogyakarta: Yayasan Andi. Hlm. 2 -- 14.