Sebelum kita ketawa dan menertawakan apa yang layak dan bisa dibuat untuk tertawa, terutama untuk konsumsi pribadi. Mari kita baca terlebih dahulu mengenai artikel humor berikut ini.
"Tak ada banyak lelucon dalam obat, tapi dalam lelucon ada banyak obat" (Josh Billing).
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia yang disusun Budiono MA, "HUMOR" berarti "kemampuan merasai sesuatu yang lucu atau menyenangkan; keadaan; ceritera dan sebagainya yang menggelikan hati".
Oleh karena ini menyangkut unsur rasa, kelucuan serta senang, sudah barang tentu yang tersentuh adalah suasanya hati yang perwujudannya dalam aksi tawa atau setidaknya seulas senyuman.
Efek yang bisa mengundang tawa sering dijumpai dalam bentuk kata kata, ceritera, gerakan atau konsisi tubuh, gambar, kartun, film dan atau aksi aksi lain, baik yang sadar diciptakan maupun tanpa kesengajaan. Pemeran atau pembuatnya bisa komedian/pelawak/badut bisa juga bukan.
Setiap manusia pasti pernah meraskan betapa rilek dan nyamannya menikmati humor. Seolah olah semua kesulitan yang membebani hidup menjadi lenyap. Yang ada hanya tertawa, tertawa dan tertawa lagi. Menurut penelitian, orang dewasa setiap harinya kira kira melakukan aksi tawa sebanyak 15 kali, sedangkan anak anak hampir 20 kali lipatnya orang dewasa. Karena usia kanak kanak belum mampu mebedakan antara yang logis dan irasional. Jadi setiap hal yang dilihat dan dirasakannya senantiasa dijadikan sebagai bahan mainan dan tertawaan.
Sigmud Freud (phsikolog) memilah humor kedalam tiga katagori
- Comic, tergolong lelucon tanpa motivasi. Diperoleh dengan teknik yang lucu. Dalam hal ini misalkan tebak-tebakan.
- Humour, guyonan yang mengandung motivasi mungkin juga kritikan. Konteksnya bisa berupa sarkatik, menggoda, mengejek dan atau menertawakan orang
- Wit, mirip dengan humour namun memiliki kadar lebih intelek. Dimana untuk mengetahui kelucuannya perlu mengandalkan otak untuk berfikir. Contohnya, "pak, ibu itu siapa" jawabnya "oh, itu mertua isteri saya"
Seorang akhli yang bekerja lebih dari 35 tahun meneliti bidang kreatifitas, Robert Alan Black PhD menemukan bahwa humor, kelucuan atau gurauan memiliki tempat tersendiri dalam proses kerja yang serius. Humor sebagai sarana kelucuan terbukti efektif untuk membangkitkan imajinasi dan daya kreatif.
Melalui humor dan tawa, seluruh syaraf, otot akan mengendur sehingga memberi suasana hati menjadi tenang dan nyaman yang pada akhirnya memberi respon positif keotak, sehingga si otak tersebut akan bekerja lebih optimal.
Dari sisi pandang kesehatan (jiwa), Dr. Madan Kataria (Phsikiater India) pendiri Laughter Club International, memanfaatkan humor untuk terapi:
- Kondisi phsikis, dimana hormon anti stress (endrospline) yang muncul ketika tertawa akan mengalahkan hormon pemicu stress (cortisol andrinalin)
- Kondisi kesehatan dan kekebalan tubuh, dimana jika tertawa 10 menit akan menurunkan 10 – 20 mm tekanan darah dan disaat seperti itu akan meningkatkan kekebalan tubuh dengan sell limposit yang diproduksinya.
- Menstimulasi pikiran dan perasaan positif. Karena humor membuat hati riang, Oleh karenanya akan lebih mudah mendapatkan ide ide baru
- Menjalin relasi sosial dan meningkatkan kualitas pergaulan. Jika hati senang akan senantiasa bersikap baik kepada siapapun, sehingga banyak disukai serta mudah berkomunikasi.
Sejalan dengan itu, Louis Franzini PhD dari San Diago University mengemukakan bahwa humor bermanfaat buat anak anak dalam hal sbb.:
- Meningkatkan kecerdasan emosional, kemampuan berkomunkasi, rasa sosial dan empati anak
- Meningkatkan kualitas hubungan ikatan bathin antara anak dan orang tuanya, sehingga keduanys akan semakin dekat serta akrab
- Meningkatkan kekebalan tubuh dan manjaga kesetabilan mental anak. Jantung, otot, tulang jadi lebih aktif
- Meningkatkan perkembangan fungsi otak si anak sehingga mampu merangsang daya pikir dan kreatifitasnya
Memperhatikan arti pentingnya humor, timbul pertanyaan "mengapa tidak atau kita belum pernah mendengar adanya tempat pendidikan, sekolahan atau kursus humor secara khusus?. Yang ada hanya semacam magang pada kelompok lawak yang sudah cukup punya pengalaman". Mungkin, sekali lagi mungkn ini kerena seni humor/lawak tidak memiliki "pakem" yang pasti sebagai pedoman atau acuannya. Hanya, bisa jadi tiap grup humor atau individu komedian mempunyai warna khas sendiri sendiri dalam aksinya.
Humor berbeda dengan jenis seni lainnya. Dimana humor sudah tidak mempunyai greget lagi ketika di kemukakan berulang kali terhadap pembaca atau pemirsa yang sama.
Didalam ceritera drama, sandiwara, pertunjukan atau film yang bertema humor bisa saja ada sekenario sebagai arah jalannya ceritera. Nampaknya peranan kemahiran berimprovisasi dari para pelakonnyalah yang membuat pertunjukan jadi lebih hidup penuh ger-geran.
Waktu penyampaian humor bisa saja setiap saat atau pada kesempatan tertentu. Misalnya, didalam pertunjukan wayang semalam suntuk, event humor lalu disebut ‘goro-goro’ yang diperankan oleh empat punakawan Semar, Gareng, Petruk dan Bagong sengaja dimunculkan pada jam jam serangan kantuk memuncak, yaitu ditengah malam. Hal ini dimaksudakan agar para penonton yang sudah mulai loyo, lelah bisa segar kembali untuk meneruskan totonannya sampai selesai. Episode goro goro tersebut sebenarnya termasuk sesi yang sangat dinanti nantikan oleh para pemirsa wayang itu sendiri. Disitu akan terlontar berbagai aksi guyonan, ejek mengejek, sindir menyindir dan yang tak kalah pentingnya pula sebagai media kritik sosial yang membangun bagi penguasa.
Dengan humor, persahabatan dan pertemanan akan lebih terasa hangat. Suasana menjadi cair dan terbuka. Namun, yang penting tetap menjaga koridor etika pergaulan dengan tidak perlu membawa bawa SARA (Suku, Agama, Ras/etnis dan Antar golongan) serta melanggar privasi seseorang secara berlebihan.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya kalau kita selalu menyempatkan diri untuk berhumor-ria, kapan dan dimana saja berada.
*) Bahan contekan tuk tulisan diatas :
- Chicken Soup for the Surviving Soul, pengantar oleh Bernie S. Siegel M.D.
- Taslani "Seni Bicara & Fungsi Humor"
- D. Mintardjo, "Istilah Difinisi dan Pebedaan Jenis Humor" WebGaul.
- Nia Hidayati "Manfaat Humor Untuk Terapi Kesehatan" dan "Manfaat Humor Untuk Perkembangan Anak" i-humor
- http://filsafat.kompasiana.com/
- http://humor.sabda.org
INILAH BEBEBRAPA CERITA HUMOR SEPUTAR MUSIK
GROUP MUSIK
Seorang pemuda berhasil membentuk group musik. Latihan lagu-lagu pop itu dilakukan di rumahnya sendiri.
Suatu hari adiknya berkata, "Group Abang seharusnya masuk televisi!"
"Wah, sudah pantaskah groupku membawakan lagu-lagu pop di televisi?" tanya abangnya dengan perasaan bangga bercampur bahagia
"Bukannya pantas sih, Bang. Tapi kalau abang nyanyi di televisi, dengan mudah aku dapat mematikannya!"
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. (Amsal 15:4)
Sumber: Cabe Rawit, p.75.
MAIN PIANO
Setiap hari, Roni semangat belajar bermain piano. Ketika sedang bermain piano ditemani ibunya, tiba-tiba seseorang datang, "Permisi, Bu. Selamat siang, saya guru piano anak ibu."
Si ibu menjawab, "Lho, saya merasa tidak memanggil guru piano!". Jawab guru piano, "Memang, Bu. Tetapi tetangga-tetangga ibulah yang menyuruh saya kemari."
[Sumber diambil dari: Majalah HUMOR No. 6 Tahun 1997, hal. 30]
Janganlah engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu karena dia. (Imamat 19:17)
KURSUS MUSIK
Pada suatu hari Nasrudin mendengar ada seorang muda yang bisa bermain musik dengan amat bagus. Ia pun tertarik untuk belajar musik.
Keesokan harinya, ia pergi ke kota dan menemui guru musik kenamaan. "Tuan, saya ingin belajar musik, berapa bayarannya?"
Guru itu sejenak melihat wajahnya, sebelum akhirnya menjawab, "Murid-muridku membayar tiga dirham untuk bulan pertama, dan kemudian untuk tiap bulan berikutnya membayar satu dirham. Nasrudin berpikir sejenak dan kemudian berkata,
"Baiklah," katanya, "Saya akan mulai kursus pada bulan kedua saja."
Keesokan harinya, ia pergi ke kota dan menemui guru musik kenamaan. "Tuan, saya ingin belajar musik, berapa bayarannya?"
Guru itu sejenak melihat wajahnya, sebelum akhirnya menjawab, "Murid-muridku membayar tiga dirham untuk bulan pertama, dan kemudian untuk tiap bulan berikutnya membayar satu dirham. Nasrudin berpikir sejenak dan kemudian berkata,
"Baiklah," katanya, "Saya akan mulai kursus pada bulan kedua saja."
sumber: e-ketawa on Oct 12th, 2006
MAHASISWA TAK TAU DIRI
Donald MacDonald belajar di Universitas Inggris dan tinggal di asrama dengan anak-anak lain. Setelah sebulan di sana, ibunya mengunjunginya.
"Bagaimana dengan teman-temanmu, Donald?" tanya ibunya.
"Bu," jawabnya, "mereka semua berisik. Yang sebelah ini suka membenturkan-benturkan kepalanya ke tembok dan tidak berhenti. Yang sebelah lagi setiap malam selalu teriak-teriak."
"Oh, Donald! Bagaimana kamu bisa tahan dengan suasana berisik seperti itu?"
"Yah ..., aku tidak pedulikan mereka. Lebih baik aku diam di kamar dan memainkan drumku."
"Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN." (Yeremia 6:15)
Sumber: Good Clean Fun
PIANO & SAXOPHONE
Kalpin membelikan istrinya, Desi, sebuah piano untuk hadiah ulang tahunnya.
Beberapa minggu kemudian, Ipunk, teman Kalpin bertanya mengenai Desi dan pianonya itu.
"Oh," keluh Kalpin, "Aku akan membujuknya untuk menukarkan piano itu dengan sebuah saxophone."
"Lho .... memangnya kenapa," tanya Ipunk.
"Karena .... dia tidak mungkin dapat memainkan saxophone sambil bernyanyi!"
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. (1 Petrus 3:7)
Sumber: Vida <vida@>.